Pada tahun 2008 hingga 2011, Intel Atom dikenal sebagai prosesor
yang ekonomis, irit daya, dan tertanam pada notebook kecil dengan lebar
layar di bawah 14 inci. Semakin ketatnya persaingan di dunia mobile, Intel pun melakukan ekspansi agar dapat masuk ke dunia mobile.
Tahun 2012, Intel Atom pun berubah bentuk menjadi sebuah prosesor
berbasis system on chip (SoC). Dengan berbasis SoC, Intel Atom pun siap
untuk digunakan pada smartphone, tablet, dan perangkat mobile lainnya.
Berbeda dengan pendahulunya, Intel Atom pun tidak hanya sebagai CPU yang menjalankan dan memproses instruksi sesuai dengan algoritma dan bahasa pemrograman yang Anda input, kini prosesor tersebut menjadi sebuah chip yang mampu menintegrasikan semua komponen dalam satu perangkat. Seluruh modul hardware yang ada seperti RAM, Wi-Fi, bluetooth, dan GPS, akan dikontrol oleh prosesor tersebut. Chip GPU yang bertugas untuk memproses grafis juga terdapat di dalamnya. Tidak hanya itu, pemrosesan suara pun dilakukan oleh prosesor berbasis SoC.
Dengan menggunakan prosesor berbasis SoC, komponen yang digunakan pada suatu perangkat pun menjadi semakin sedikit dan efisien. Alhasil, daya yang dikonsumsi pun menjadi lebih rendah. Untuk perangkat mobile, hal ini sangatlah penting mengingat terbatasnya daya tahan baterai yang digunakan. Jika dibandingkan dengan prosesor konvensional, performa yang dihasilkan oleh prosesor berbasis SoC masih jauh lebih pelan. Namun rendahnya konsumsi daya membuat prosesor berbasis SoC sukses merajai pasar perangkat mobile.
Sebelum Intel Atom, perusahaan semikonduktor seperti Qualcomm dan Mediatek sudah mendominasi pasar smartphone dan tablet. Berbeda dengan Qualcomm dan Mediatek yang menggunakan arsitektur ARM, Intel cukup percaya diri masuk ke dunia mobile dengan mengandalkan arsitektur x86. Arsitektur ini bukanlah arsitektur baru. Pasalnya, arsitektur x86 sebelumnya juga digunakan pada berbagai prosesor Intel. Bahkan, hingga saat ini Intel masih menggunakan arsitektur tersebut untuk prosesor Haswell. Dengan begitu, bisa dikatakan bahwa Intel mencoba mengadaptasi prosesor kelas netbook untuk dapat digunakan pada perangkat mobile. Hal inilah yang membuat persaingan di perangkat mobile semakin menarik.
Berbekal arsitektur yang sama dengan prosesor Intel lainnya, beberapa feature yang ada pada prosesor Intel non-SoC juga terdapat pada Intel Atom. Di antaranya adalah Intel Hyper-Threading, Intel Virtualization Technology, Intel SpeedStep, Intel HD Audio Technology, Intel 64, dan Intel Smart Idle Technology. Untuk para pengguna setia prosesor Intel, tentu sudah tidak asing lagi dengan feature tersebut.
CHIP.co.id
Berbeda dengan pendahulunya, Intel Atom pun tidak hanya sebagai CPU yang menjalankan dan memproses instruksi sesuai dengan algoritma dan bahasa pemrograman yang Anda input, kini prosesor tersebut menjadi sebuah chip yang mampu menintegrasikan semua komponen dalam satu perangkat. Seluruh modul hardware yang ada seperti RAM, Wi-Fi, bluetooth, dan GPS, akan dikontrol oleh prosesor tersebut. Chip GPU yang bertugas untuk memproses grafis juga terdapat di dalamnya. Tidak hanya itu, pemrosesan suara pun dilakukan oleh prosesor berbasis SoC.
Dengan menggunakan prosesor berbasis SoC, komponen yang digunakan pada suatu perangkat pun menjadi semakin sedikit dan efisien. Alhasil, daya yang dikonsumsi pun menjadi lebih rendah. Untuk perangkat mobile, hal ini sangatlah penting mengingat terbatasnya daya tahan baterai yang digunakan. Jika dibandingkan dengan prosesor konvensional, performa yang dihasilkan oleh prosesor berbasis SoC masih jauh lebih pelan. Namun rendahnya konsumsi daya membuat prosesor berbasis SoC sukses merajai pasar perangkat mobile.
Sebelum Intel Atom, perusahaan semikonduktor seperti Qualcomm dan Mediatek sudah mendominasi pasar smartphone dan tablet. Berbeda dengan Qualcomm dan Mediatek yang menggunakan arsitektur ARM, Intel cukup percaya diri masuk ke dunia mobile dengan mengandalkan arsitektur x86. Arsitektur ini bukanlah arsitektur baru. Pasalnya, arsitektur x86 sebelumnya juga digunakan pada berbagai prosesor Intel. Bahkan, hingga saat ini Intel masih menggunakan arsitektur tersebut untuk prosesor Haswell. Dengan begitu, bisa dikatakan bahwa Intel mencoba mengadaptasi prosesor kelas netbook untuk dapat digunakan pada perangkat mobile. Hal inilah yang membuat persaingan di perangkat mobile semakin menarik.
Berbekal arsitektur yang sama dengan prosesor Intel lainnya, beberapa feature yang ada pada prosesor Intel non-SoC juga terdapat pada Intel Atom. Di antaranya adalah Intel Hyper-Threading, Intel Virtualization Technology, Intel SpeedStep, Intel HD Audio Technology, Intel 64, dan Intel Smart Idle Technology. Untuk para pengguna setia prosesor Intel, tentu sudah tidak asing lagi dengan feature tersebut.
CHIP.co.id